Pratinjau hasil cetak Tutup

Menampilkan 1354 hasil

Deskripsi Arsip
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi
Pratinjau hasil cetak Lihat:

1191 hasil temuan memiliki objek digital Perlihatkan hasil dengan objek digital

Sejarah Lahirnya Hari Jadi Kota Bukittinggi dan Sejarah Kebudayaan Kota Bukittinggi

Khazanah Arsip tentang Sejarah Lahirnya Hari Jadi Kota Bukittinggi dan Sejarah Kebudayaan Kota Bukittinggi. Hari Jadi Kota Bukittinggi ditetapkan pada tanggal 22 Desember 1784.
Benteng : Benteng didirikan oleh Kapten Bauer pada tahun 1926 diatas Bukit Jirek, semasa Baron Hendrick Markus de Kock menjadi Komandan de Roepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Disinilah asal nama Bukittinggi menjadi Fort de Kock.
Pasar Atas : Pasar atas didirikan di atas Bukit Kandang Kabau pada tahun 1858 dengan mendirikan Los Galuang.
Kebun Binatang : Kebun Binatang ini yang terakhir dikenal juga Taman Bundo Kanduang dibangun tahun 1900 yang dinamai Stompark diatas Bukit Cubadak Bungkuak oleh Conteleur Gravenzande. Pada Tahun 1929 barulah benar-benar menjadi Kebun Binatang dengan pimpinan seorang Dokter Hewan J. Hock.
Jenjang 40 : Sebetulnya seluruh Jenjangnya ada sebanyak seratus (100) anak tangga namun dinamai Jenjang 40, karena ank tangganya yang kecil-kecil memang berjumlah 40 buah. Didirikan pada tahun 1908 pada masa Westeenek menjadi Asisten Resident Agam.
Janjang Gantuang (Viaduct) : Jenjang Gantuang ini didirikan pada tahun 1932 sewaktu Cator Controleur Agam Tuo (apakah) Jenjang Gantuang ini yang menjadi inspirasi DKI untuk membuat Jembatan penyeberangan di Jakarta.
Rumah Adat Baanjuang : Rumah Adat ini didirikan pada tahun 1935 diatas Bukit Cubadak Bungkuak yaitu didalam Kebun Binatang sekarang pada masa J. Mandelaar Controleur Agam Tuo. Dalam rumah adat ini sekarang banyak tersimpan benda-benda peninggalan sejarah baik Bukittinggi maupun Minangkabau.
Jam Gadang : Jam Gadang ini menjadi lambang Kota Bukittinggi sehingga Bukittinggi sering juga disebut Kota Jam Gadang, didirikan pada tahun 1926 oleh Controleur Rookmaker.
Buku Kenang-Kenangan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Bukittinggi Masa Bhakti 1987 - 1992

Arsip Nasional Republik Indonesia

Sejarah Mesjid Jamik Mandiangin

Khazanah arsip statis pada perbaikan kedua , Fundamenta perubahannya adalah :

  1. Tiang-tiang dalam mesjid sebanyak 25 buah, ada 1 tiang terletak di tengah mesjid, dinamai Tonggak Macu, berukuran agak besar 30 meter makna tiang yang 25 buah itu adalah mencerminkan Nab dan Rasul Allah sebanyak 25 orang.
    Stelan tonggak macu tegak lurus menjulang keudara.
  2. Mihrab terletak agak kedepan, ditarik agak kebelakang, sehingga dua saf yang tadinya terbelakang saat khatib naik mimbar, menjadi beberapa posisi dihadapan khatib.
  3. Sebelah selatan mesjid terdapat sebuah lapangan yang disebut pamedanan, yang membuat mesjid terlindung dan tidak tampak dari arah jalan raya untuk itu permukaan lapangan tersebut diturunkan sehinggga mesjid nampak jelas dari jalan raya dan lapangan mesjid tambah luas.
    Lapangan tersebut dapat digunakan untuk
    a. Tempat shalat Idul Fitri dan Idul Adha
    b. Tempat parkir shalat jumat.
    c. Tempat permainan anak nagari.
  4. Pendirian masjid jamik mandiangin diatas tanah wasiat tanggal 4 November 1983 (diterangkan oleh Pangka Tuo Nagari : I. Dt. Berbangso.)

AA. Angku Rajo Dilangik

Sejarah Nama Batang Buo (Tambuo) Agam, Biaro, Balaigurah, Lambah dan Panampuang

Khazanah Arsip Statis Sejarah Nama Batang Buo (Tambuo) Agam, Biaro, Balaigurah, Lambah dan Panampuang oleh yang berkuasa di Pariangan saat itu, dikerahkan 4 rombongan ke Gunung Merapi.
Rombongan 1 : Menempati dataran Rendah dari kaki gunung Merapi yang dialiri batang air,dulunya bernama Batang Buo maka lahirlah nama Tambuo. Sebelah hilirnya bernama batang Agam
Rombongan 2 : Menempati daerah Kurai, Banuhampu, Sianok, Koto Gadang
Rombongan 3 : Menmpati daerah Agam, Biaro Balaigurah, Lambau
Rombongan 4 : Menempati daerah Panampuang, Canduang, Lasi

Team Perumus Badan Pekerja Kerapatan Adat Kurai Bukittinggi

Sekelumit Kisah Shalat ID DI Mesjid Jamik Mandiangin

Khazanah arsip statis Sekelumit Kisah Shalat ID DI Mesjid Jamik Mandiangin yang disampaikan oleh penulis dimana shalat id dilakukan 2x rounde. Selesai gelombang I Shalat, langsung shalat gelombang ke II dengan berganti pula imam Shalat id (gelombang I menghindar ke tepi). Setelah selesai shalat id tersebut baru langsung khatib berkhutbah ke atas mimbar dengan memegang tongkat panjang.
Keadaan seperti itu sampai kekalahan jepang teahun 1945. Bahkan tentara Gyu bun yang beragama islam pun ikut melakukan shalat zuhur dan ashar di Mesjid Jamik Mandiangin.

AA. Angku Rajo Dilangik

Sekelumit Sebelum Pendaratan APRI di Pantai Sumatera Barat

Khazanah Arsip Statis Tentang Sekelumit Sebelum Pendaratan APRI di Pantai Sumatera Barat, pada bagian ini mengisahkan cerita tentang "bahwa telah 2 tahun masyarakat Sumatera Tengah, khususnya rakyat Sumatera Barat disisihkan, dipisahkan, dari pergaulan dan hubungan dengan rakyat Indonesia.

Kepala Djawatan Penerangan Prop. Sumbar

Semboyan yang Ditulis Ditugu Kemerdekaan di Bukittinggi

Khazanah Arsip tentang Semboyan yang Ditulis Ditugu Kemerdekaan di Bukittinggi 26 Agustus 1950 (Sumber ANRI, Kempen 50661), Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015.

Arsip Nasional Republik Indonesia

Sepatah Kata dari Pimpinan Muhammadiyah Cabang Kota Madya Bukitttinggi dalam pengesahan Gedung Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Khazanah Arsip Statis Sepatah Kata dari Pimpinan Muhammadiyah Cabang Kota Madya Bukitttinggi dalam pengesahan Gedung Panti Asuhan Putri Aisyiyah Rasa syukur atas peresmian pemakian gedung Panti Asuhan Putri Aisyiyah Bukittinggi.

Pengurus Panti Asuhan Yatim Aisyiyah Bukittinggi

Hasil 1231 s.d 1240 dari 1354