Item 22 - Pendahuluan (Lembar 7)

Original Digital object not accessible

Identity area

Reference code

ID 21375-24 F22-S1-B1-22

Title

Pendahuluan (Lembar 7)

Date(s)

  • 1945 - 2015 (Accumulation)

Level of description

Item

Extent and medium

1 lembar dokumen arsip foto dan gambar

Context area

Name of creator

Biographical history

Archival history

Penelusuran

Immediate source of acquisition or transfer

Penyerahan Langsung

Content and structure area

Scope and content

Khazanah Arsip tentang Pendahuluan (Lembar 7) dalam Buku Citra Daerah Kota Bukittinggi Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015. Dalam halaman pendahuluan ini disampaikan bahwa Kota Bukittinggi pernah menjadi Ibukota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Juga pernah menjadi Ibukota Propinsi Sumatera Tengah, bahkan sejak masa kolonial pun telah terkenal dengan nama Fort de Kock yang dijuluki sebagai Paris van Sumatera. Kota Bukittinggi juga tempat kelahiran tokoh pendiri RI diantaranya Moh. Hatta dan H. Agus Salim. Selain kota perjuangan Bukittinggi juga dijuluki sebagai Kota Wisata berhawa sejuk, dan bersaudara dengan Kota Seremban di Negeri Sembilan (sister city).
Sejarah berdirinya Bukittinggi diawali dengan adanya sebuah pasar yang berdiri serta dikelola oleh penghulu Nagari Kurai.
Sejarah Berdirinya Bukittinggi tidak bisa dilepaskan dari masa penjajahan Belanda. Pada Tahun 1833 telah terjadi perjanjian plakat panjang yang berisi bahwa Nagari Kurai menjadi pusat kegiatan ekonomi Fort de Kock. Pada Tahun 1825-1826 didirkan Benteng Fort de Kock di Bukit Jirek, 300 meter sebelah utara Pasar Bukittinggi. Benteng tersebut dibangun oleh Kepala Opsir Militer Belanda untuk Dataran Tinggi Agam yang bernama Kapten Bauer.
Pada Masa Pendudukan Jepang, Bukittinggi djadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera , bahkan sampai ke Singapura dan Thailand.
Selanjutnya, Bukittinggi menjadi Kota Besar berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1959 ditetapkan sebagai Ibukota Sumatera Tengah yang meliputi keresidenan-keresidenan Sumatera Barat, Jambi, dan Riau, yang sekarang keresidenan itu telah menjadi propinsi sendiri.

Appraisal, destruction and scheduling

Permanen

Accruals

Diharapkan ada penambahan baru

System of arrangement

Alfa Numerik

Conditions of access and use area

Conditions governing access

Terbuka

Conditions governing reproduction

Scan, Print dan Fotocopi

Language of material

  • Indonesian

Script of material

Language and script notes

Physical characteristics and technical requirements

Finding aids

Daftar inventarisasi arsip tentang Pendahuluan (Lembar 7) dalam Buku Citra Daerah Kota Bukittinggi Dalam Arsip Tahun 2015 , diterbitkan oleh ANRI Jakarta

Allied materials area

Existence and location of originals

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi

Existence and location of copies

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi

Related units of description

Related descriptions

Notes area

Note

Dideskripsikan oleh : Elfia Zuriati, S.Pd, M.Pd.

Alternative identifier(s)

Access points

Subject access points

Place access points

Genre access points

Description control area

Description identifier

Institution identifier

Rules and/or conventions used

Status

Level of detail

Dates of creation revision deletion

Dibuat pada tanggal : 19 Februari 2019

Language(s)

Script(s)

Sources

Digital object (Master) rights area

Digital object (Reference) rights area

Digital object (Thumbnail) rights area

Accession area

Related subjects

Related people and organizations

Related genres

Related places