Khazanah arsip statis tentang Pasukan Infanteri Batalion 510 Brawijaya, dibantu pasukan tank sumatra barat berhasil menduduki Bukittinggi kurun waktu 4 mei 1958
Khazanah arsip statis tentang Iring-iringan Pasukan Tank Memasuki Kota Bukittinggi, telah berada di kawawasan jl.sudirman depan Gereja Khatolik kota Bukittinggi pada operasi 17 agustus 1958
Khazanah arsip statis tentang Pasukan Tank Memasuki Kota Bukittinggi, pada operasi 17 Agustus di wilayah jl.Jend.Sudirman Bukittinggi pasukan tank masuk dari arah Jambu Air ke Birugo terus ke pusat Kota Bukittinggi di Jam Gadang tanggal 17 Agustus 1958
Khazanah arsip statis tentang Pembangunan Gedung Triarga (Tampak Depan), pada nopember 1957. Saat ini Gedung Tri Arga telah berubah nama menjadi Istana Bung Hatta. Pada Tahun 1957 istilah Gedung Tri Arga bernama Gedung Tamu Agung di kota Bukittinggi
Khazanah arsip statis tentang Pembangunan Gedung Triarga (Tampak samping kanan), pada november 1957. Pada saat ini Gedung Tri Arga telah berubah nama menjadi Istana Bung Hatta. Pada tahun 1957 istilah Gedung Tri Arga bernama Gedung Tamu Agung di Kota Bukittinggi
Khazanah arsip statis tentang Hendrik Merkus seorang Bangsa Belanda Pendiri Jam Gadang di Fort de Kock. Hendrik Merkus baron de Kock adalah seorang perwira militer, menteri, dan senator Belanda. Pada 1801 dia masuk dinas angkatan laut Republik Batavia dan menjelang 1807 ditempatkan di Hindia Belanda. Pada 1821 dia terlibat dalam ekspedisi militer ke Kesultanan Palembang untuk menekan pemberontakan sultan Palembang. Kota Bukittinggi ketika dibangun dinamakan menurut namanya, yaitu Fort de Kock.
Khazanah arsip statis tentang Jam Gadang Zaman Kolonial Belanda, beserta gedung militer Belanda. Zaman Belanda Bukittinggi itu bernama Fort de Kock, maka foto ini disebut Jam Gadang di Fort de Kock