Lanjutan Foto P.E. Nawawi dan Soetan Ma'moer Marhoaem 1859-1928
- ID 21375-24 F5-S5-B4-08
- Item
- 1873 - 1929
Bagian dariTokoh Pejuang
Kehidupan Engkoe Nawawi kehidupan engkoe saat berumur 7 tahun
375 hasil temuan memiliki objek digital Perlihatkan hasil dengan objek digital
Lanjutan Foto P.E. Nawawi dan Soetan Ma'moer Marhoaem 1859-1928
Bagian dariTokoh Pejuang
Kehidupan Engkoe Nawawi kehidupan engkoe saat berumur 7 tahun
Foto P.E. Nawawi dan Soetan Ma'moer Marhoaem 1859-1928
Bagian dariTokoh Pejuang
Kehidupan Engkoe Nawawi
Foto P.E. Nawawi dan Soetan Ma'moer Marhoaem 1859-1928
Bagian dariTokoh Pejuang
Peringatan meninggalnya Engkoe Nawawi gelar Soetan Malmoer tanda-tanda peringatan yang akan di perbuat biaya keperluan tanda peringatan rasa syukur atas bantuan
Bagian dariTokoh Pejuang
Peringatan meninggalnya Engkoe Nawawi gelar Soetan Malmoer tanda-tanda peringatan yang akan di perbuat biaya keperluan tanda peringatan rasa syukur atas bantuan
Bagian dariTokoh Pejuang
Peringatan meninggalnya Engkoe Nawawi gelar Soetan Malmoer tanda-tanda peringatan yang akan di perbuat biaya keperluan tanda peringatan
Bagian dariTokoh Pejuang
Peringatan meninggalnya Engkoe Nawawi gelar Soetan Malmoer tanda-tanda peringatan yang akan di perbuat
Bagian dariTokoh Pejuang
Peringatan meninggalnya Engkoe Nawawi gelar Soetan Malmoer
Riwayat Kehidupan Engkoe Nawawi
Bagian dariTokoh Pejuang
Riwayat Kehidupan Engkoe Nawawi oleh comite Peringatan Marhoem Engkoe Nawawi ( P.M.E.N. ) di Fort de Kock
Engku Nawawi, Mahaguru di Tanah Minang
Bagian dariTokoh Pejuang
Engku Nawawi Sutan Makmur Maha Guru di Tanah Minang, 1877 Nawawi Lulus Sekolah Raja, 1882 Menjadi Guru di sekolah Melayu Agam dan memperoleh Hulpacte, 1916 mengajar di almamaternya Sekolah Raja (Kweekschool Bukittinggi) hingga pensiun, ikut menyusun Ejaan Van Ophuijsen bersama CH. A. Van Ophuijsen
Bagian dariTokoh Pejuang
Syekh Muhammad Djamil Djambek lahir tahun 1860 di Bukittinggi. Dia adalah anak dari Muhammad Saleh Datuk Maleka, Kepala Nagari Kurai. Ibunya berasal dari Betawi, Dia lalu mendirikan dua buah surau, yakni Surau Tengah Sawah dan Surau Kamang. Keduanya dikenal sebagai Surau Inyik Jambek. Di Surau Tengah Sawah inilah Mohammad Hatta atau Bung Hatta belajar mengaji.
Suaru Nyiak Djambek