Tabel Acara Siaran RRI Cabang Muda Bukittinggi, pada buku Bukittinggi dalam Angka. Penerbitan buku ini atas kerjasama antara Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi dengan Bappeda Kota Bukittinggi, disamping bantuan dari dinas instansi lainnya, Juli 2008.
Keuangan dan Harga-Harga, pada buku Bukittinggi dalam Angka. Penerbitan buku ini atas kerjasama antara Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi dengan Bappeda Kota Bukittinggi, disamping bantuan dari dinas instansi lainnya, Juli 2008.
Tabel Perkembangan Giro dan Deposito pada Bank dan Asuransi, pada buku Bukittinggi dalam Angka. Penerbitan buku ini atas kerjasama antara Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi dengan Bappeda Kota Bukittinggi, disamping bantuan dari dinas instansi lainnya, Juli 2008.
Khazanah Arsip tentang Buku Siapa Mengapa Sejumlah Orang Minang Buku Menceritakan Tokoh Orang Minang Edisi I Tahun 1995, diterbitkan oleh Biro Penerbitan BK3AM (Badan Koordinasi Kemasyarakat / Kebudayaan Alam Minangkabau) DKI Jakarta.
Khazanah arsip statis tentang Potret Jam Gadang Tampak Belakang, dalam foto ini kelihatan jelas Gedung Pusat pemerintahan Belanda, masyarakat bercampur dengan pejabat di halaman Gedung pemerintahan ini sangat ramai, juga tampak mobil zaman dahulu yang parkir di halaman tersebut.
Khazanah arsip statis tentang kondisi Jam Gadang ketek di Perbatasan Kota tampak tidak terawat, Jam Gadang ketek ini terletak diperbatasan Kota Bukittinggi antara lain di Jambu Air, diperbatasan Bukittinggi dan Gadut Kabupaten Agam, dan perbatasan di Garegeh di Daerah Parit Putus.
Khazanah arsip statis tentang Jam Gadang Zaman Kolonial Belanda, beserta gedung militer Belanda. Zaman Belanda Bukittinggi itu bernama Fort de Kock, maka foto ini disebut Jam Gadang di Fort de Kock
Khazanah arsip statis tentang Hendrik Merkus seorang Bangsa Belanda Pendiri Jam Gadang di Fort de Kock. Hendrik Merkus baron de Kock adalah seorang perwira militer, menteri, dan senator Belanda. Pada 1801 dia masuk dinas angkatan laut Republik Batavia dan menjelang 1807 ditempatkan di Hindia Belanda. Pada 1821 dia terlibat dalam ekspedisi militer ke Kesultanan Palembang untuk menekan pemberontakan sultan Palembang. Kota Bukittinggi ketika dibangun dinamakan menurut namanya, yaitu Fort de Kock.