Menampilkan 1191 hasil

Khazanah Arsip Data-Data Nama Rumah Makan/Restoran dan Alamat, pada Buku Kenang-Kenangan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Bukittinggi

Khazanah Arsip Statis Datuk Katumangguangan Melakukan Pemindahan Penduduk dengan cara sebagai berikut :

1. Untuk daerah sebelah Matahari Terbit, dipimpin oleh Datuk Sri Maharajo Nan Banego-nego, daerah tersebut dinamakan Tanah Datar disebabkan Tanahnya memang datar.
2. Untuk daerah sebelah matahari terbenam, dipimpin oleh Datuk Katumangguangan, daerah tersebut dinamakan Agam, karena daerah ini terdapar sebuah kubuk yang ditumbuhi tumbuhan yang bernama Agam.
3. Untuk daerah sebelah hilir, dipimpin oleh Datuk Parpatiah Nan Sabatang, daerah tersebu dinamakan Lima Puluh, karena penduduk yang pindah ke daerah tersebut berjumlah 50 keluarga.
   Setelah penduduk dipindahkan, diberikan Nama kepemimpinan dan pemerintahan. Nama-nama daerah tersebut disebut "luak", karena ada 3 daerah, maka dinamakan "Luak Nan Tigo"
   Demikianlah keberhasilan dan kebesaran Sri Maharajo Dirajo yang lahir pada tahun 1101 m, di usia 18 tahun. Tiba di pariangan tahun 1119.

Khazanah Arsip tentang Delman sebagai Alat Transportasi di Fort de Kock, 1930 (Sumber: ANRI, KIT Sumbar 175-88). Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015.

Khazanah Arsip tentang Delman-Delman di "Pasar Minggu" Menunggu Penumpang, Fort de Kock, Sumatera Barat 1930 (Sumber: ANRI, KIT Sumbar 697-38). Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015.

Khazanah Arsip Tentang Departement Van Burgerlijke Openbare Warken Tahun 1895, Rapport Van Bijlagen 11

Khazanah Arsip tentang Desa Dicelah Kerbauwen di Fort de Kock, Sumatera Barat, 1930 (Sumber; ANRI, KIT Sumbar 52-80). Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015.

Khazanah Arsip tentang Deskripsi Keagamaan; Pepatah Minang "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" tercermin dengan jelas dalam keseharian masyarakat di Kota Bukittinggi, berbagai mesjid tempat ibadah setiap sudut kota, Pembangunan mesjid yang berkembang sesuai zamannya, sebelumnya keberadaan surau sangat mendominasi dan selanjutnya dibangun lebih besar lagi seperti yang dikenal dengan Mesjid 1001 Malam dimana arsitekturnya terinspirasi oleh dongeng dari Negeri 1001 Malam. Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015.

Khazanah Arsip tentang Deskripsi Penutup. Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015.

Khazanah Arsip tentang Deskripsi Politik dan Pemerintahan Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015. Kota Kecil pada Tahun 1825 oleh Pemerintahan Hindia Belanda dijadikan tempat pos pertahanan di luar dan benteng, dinamai Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Merkus De Kock.

Khazanah Arsip tentang Deskripsi Politik dan Pemerintahan lembar 2, Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015. Kota Kecil pada Tahun 1825 oleh Pemerintahan Hindia Belanda dijadikan tempat pos pertahanan di luar dan benteng, dinamai Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Merkus De Kock.