Bekas Rumah Residen di Fort De Kock
- ID 21375-24 F6-S1-B2-03
- Item
- 1920
Bagian dariObjek Sejarah di Kota Bukittinggi
Khazanah arsip statis Bekas Rumah Residen di Fort De Kock tahun 1920 merupakan Objek Sejarah di Kota Bukittinggi
Bekas Rumah Residen di Fort De Kock
Bagian dariObjek Sejarah di Kota Bukittinggi
Khazanah arsip statis Bekas Rumah Residen di Fort De Kock tahun 1920 merupakan Objek Sejarah di Kota Bukittinggi
Bekas Rumah Residen di Fort de Kock, Sumatera Barat 1940
Khazanah Arsip tentang Bekas Rumah Residen di Fort de Kock, Sumatera Barat 1940 (Sumber; ANRI, KIT 0775/071). Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015.
Arsip Nasional Republik Indonesia
Belahan Ngarai Celah Kerbauwen di Fort de Kock, Sumatera Barat Tahun 1930
Khazanah Arsip tentang Belahan Ngarai Celah Kerbauwen di Fort de Kock, Sumatera Barat Tahun 1930 Dalam Buku Citra Daerah Dalam Arsip Tahun 2015, diterbitkan oleh ANRI Jakarta, pada masa Pemerintahan Pj. Walikota Bukittinggi Abdul Gafar dan wakil Walikota Bukittinggi dr. Harma Zaldi, Sp.B. FinaCs periode 2010-2015.
Kota Bukittinggi terletak pada rangkaian Bukit Barisan yang membujur sepanjang pulau Sumatera dan dikelilingi oleh dua gunung berapi. Kota Bukittinggi dengan ketinggian 909-941 meter diatas permukaan laut memiliki hawa cukup sejuk.
Arsip Nasional Republik Indonesia
Belanda Melancarkan Agresi Militer Kedua di Yogya
Khazanah Arsip Statis Bernilai Sejarah tentang Belanda Melancarkan Agresi Militer Kedua di Yogyakarta tanggal 19 Desember 1948. Panglima Besar Jendral Sudirman mengungsi ke luar kota dan meneruskan perjuangan perang gerilya. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta atas usul dan persetujuan semua anggota kabinet diminta tetap berada di dalam kota. Soekarno Hatta dan Syahrir yang menjadi penasehat presiden waktu itu ditawan sekaligus di Istana Negara dan diangkut ke Brastagi dan Bangka.
Belanda tidak mengakui lagi Perjanjian Renville
Khazanah Arsip Statis Bernilai Sejarah tentang Belanda tidak mengakui lagi Perjanjian Renville, pada tanggal 18 Desember 1948 pukul. 23.30 malam Wakil Tinggi Mahkota Belanda Dr. L.J.M. Beel, pengganti Van Mook menyatakan bahwa Belanda tidak terkait lagi dengan perjanjian Renville. pagi harinya Agresi Militer Kedua Belanda dimulai.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi
Bemo, Jurusan Jambua Air Ke Bukittinggi Tahun 1980-an
Bagian dariObjek Sejarah di Kota Bukittinggi
Khazanah arsip statis tentang Bemo, Jurusan Jambua Air Ke Bukittinggi Tahun 1980-an
Dawiel Aseri Datuak Tungkek
Bagian dariBenda Cagar Budaya dan Peninggalan Bersejarah di Kota Bukittinggi
Benteng Fort De Kock merupakan Benda Cagar Budaya dan Peninggalan Bersejarah di Kota Bukittinggi sesuai Perwako Bukittinggi Nomor 2 Tahun 2012
Benteng Fort De Kock tahun 1826
Bagian dariObjek Sejarah di Kota Bukittinggi
Khazanah arsip statis Benteng Fort De Kock tahun 1826 merupakan Objek Sejarah di Kota Bukittinggi
Benteng Jepang dan Jembatan Ombilin
Bagian dariAngkatan Perang Republik Indonesia (APRI)
Khazanah Arsip Statis Tentang Benteng Jepang dan Jembatan Ombilin, merupakan pertahanan pemberontak, peristiwa tanggal 30 April 1958
Kepala Djawatan Penerangan Prop. Sumbar
Bagian dariPimpinan Pemerintahan Kota Bukittinggi Dari Masa Ke Masa
Khazanah Arsip Statis tentang Beny Yusrial, SiP Ketua DPRD Kota Bukittinggi Periode 2014-2019