Menampilkan 8 hasil

Deskripsi Arsip
Kumpulan Buku Bernilai Sejarah Kota Bukittinggi S. Saito
Pilihan-pilihan pencarian lengkap
Pratinjau hasil cetak Lihat:

6 hasil temuan memiliki objek digital Perlihatkan hasil dengan objek digital

Cover Buku

Khazanah Arsip tentang Cover Buku Kisah Penuturan Seorang Bekas Perwira Bala Tentara Jepang yang ditugaskan membuat "Lubang Perlindungan Jepang" di Ngarai.

S. Saito

Gambar Sketsa Kota Bukittinggi 1945

Khazanah Arsip Statis tentang Hirotada Honjyo lahir tanggal 1 Januari 1908 di Lizuka, Kota Kecil Provinsi Fukuoka. Kepulauan Kusyu - Jepang Selatan. Setamat Universitas, dia bekerja di perusahaan tambang batu bara, dia diberi pengetahuan dasar tentang pertambangan dan terowongan. Mungkin berpengalaman di bidang inilah dia ditunjuk untuk tugas-tugas membuat lubang perlindungan.
Sesuai instruksi Letjen Moritake Tanabe Panglima Divisi ke-25 AD Bala Tentara Jepang, untuk membuat "Lubang Perlindungan" terletak di Ngarai Bukittinggi.
Semua berkas-berkas, rencana gambar, spesifikasi, dan anggarannya sudah tidak ada lagi, telah habis dibakar saat Jepang kalah tanggal 15 Agustus 1945.

S. Saito

Kisah Tentang Proses Pembuatan Lubang Jepang

Khazanah Arsip Statis tentang Kisah Tentang Proses Pembuatan Lubang Jepang Tenaga kerja rata-rata setiap hari 50 atau 100 orang. Pekerja ini di datangkan dan di sediakan oleh Kantor Kotapraja Bukittinggi yang dibayar sebagai buruh harian. Mereka membawa bekal makan sendiri untuk makan siang.
Hirotada Honjyo bertanggung jawab tentang konstruksi dan pembuatanya pada saat mengerjakan pembuatan lubang perlindungan, Hirotada tidak menggunakan kekuasan tentara dan fasilitas lainya.
Hirotada di bantu oleh seorang sersan dari markas besar panglima dan beberapa lori untuk keperluan angkutan kerja.
Dia bertugas selama 3 bulan, tidak ada terjadi insiden atau kecelakaan dan selama bertugas tidak menggunakan senjata, baik senjata berupa pedang maupun senjata api.
Lubang perlidungan jepang itu bukan merupakan benteng pertahanan tapi hanyalah untuk melindungi diri, agar terhindar dari bahaya udara.
Instruksi yang diterima Hirotada dari panglima devisi ke25 adalah

  1. Membuat sebuah lubang perlindungan yang bisa menahan getaran letusan bom sekuat 500 kg
  2. membuat lubang perlindungan yang dilengkapi dengan ruangan untuk keperluan markas besar.
    Konstruksi lubang perlindungan tidak rahasia dan tidak perlu dijaga

S. Saito

Konstruksi Lobang Jepang Dibuat Bulan Maret 1944

Khazanah Arsip Statis tentang Konstruksi Lobang Jepang Dibuat Bulan Maret 1944 dan selesai awal Juni 1944, Memakan waktu selama kurang lebih 3 Bulan.
Konstruksinya dikerjakan dibawah pimpinan 3 orang ahli tambang batu bara yang dikirim dari Perusahaan Hokkaido Tanko Kissen Co, perusahaan Tambang Batu Bara terkenal di Hokkaido, yang selama pendudukan Bala Tentara Jepang mengerjakan pelaksanaan tambang Batu Bara Ombilin, Nama-nama ahli Tambang itu :

  1. Ir.Toshihiko Kubuta : Ketua
  2. Ir.Ichizo Kudo
  3. Ir.Uhei Koasa
    Ketiganya sudah meninggal dunia.

S. Saito

Konstruksi Lubang Perlindungan Jepang

Khazanah Arsip Statis tentang Konstruksi Lubang Perlindungan Jepang dibuat untuk :

  1. Bisa menahan getaran letusan bom di atas 500 kg, untuk itu memerlukan penggalian selama 40 m dari permukaan bumi atau 20 m dari yang penggalian jurang tebing.
  2. Setelah penggalian, lumpur yang dibuang melalui jurang tebing jalan yang sepadan, cukup tinggi dan lebar untuk keluar masuknya lumpur dan alat-alatnya melalui lori setinggi tubuh manusia, letaknya tidak boleh datar, tetapi tinggi rendah yang merupakan jalan ventilasi pembagian udara bisa jalan.
  3. Untuk menguaskan dan kokohnya dinding lubang, dibuat bentuk "tori-gumi" yang menyerupai pintu depan lobang agama shinto, yaitu bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas.
  4. Lubang perlindungan tersebut terbagi 2 :
    a. Satu blok yang diperuntukan khusus untuk keperluan mabes devisi ke25 AD
    b. Satu blok lagi yang lebih aman, terhindar dari serangan bahaya udara
    Kapasitas lubang untuk 500 orang yang berdiam didalamnya, termasuk pegawai kantor, dan bisa mencapa 1000 orang dalam keadaan darurat.
  5. Lubang perlindungan tersebut tidak ada dapur, sebeb kalau masak, pasti akan mengurangi zat asam, mengeluarkan asap dan kekurangi Co2
  6. Transpor angkatan kayu dipilih langsung dari penebangan ke dalam lubang tersebut
    Kisah ini disampaikan Hirotada Honjyo tanggal 17 April 1997

S. Saito